Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Kewajiban-Kewajiban Haji

     

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Kewajiban-Kewajiban Haji
Terjemah Kitab Fathul Qorib Kewajiban-Kewajiban Haji


Syarah Kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib Matan Abu Syuja telah diberikan penjelasan (syarah) oleh para ulama, salah satunya adalah kitab Fathul Qarib al-Mujib atau al-Qaulul Mukhtar fi Syarah Ghayah al-Ikhtishar karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M). Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi'i. Beliau lebih dikenal dengan "Ibn al-Gharabili". Beliau lahir di bulan Rajab 859 H/1455 M di Gaza, Palestina dan di kota inilah beliau memulai kehidupan. Tepatnya pada hari Rabu, 6 Muharram 918 H/1512 M beliau wafat.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

berikut Terjemah Bab Kewajiban-Kewajiban Haji Kitab Fathul Qorib teks arab berharakat disertai translate arti bahasa indonesia

Kewajiban-Kewajiban Haji

(وَوَاجِبَاتُ الْحَجِّ غَيْرُ الْأَرْكَانِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ)

Kewajiban-kewajiban haji selain rukun ada tiga perkara.


Miqat

أَحَدُهَا (الْإِحْرَامُ مِنَ الْمِيْقَاتِ) الصَّادِقِ بِالزَّمَانِيِّ وَالْمَكَانِيِّ

Salah satunya adalah ihram dari miqat, yang mencakup miqat zaman dan miqat makan.

فَالزَّمَانِيُّ بِالنِّسْبَةِ لِلْحَجِّ شَوَّالٌ وَذُوْ الْقَعْدَةِ وَعَشْرُ لَيَالٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ

Miqat zaman bagi haji adalah bulan Syawal, Dzul Qa’dah, dan sepuluh hari bulan Dzul Hijjah.

وَأَمَّا بِالنِّسْبَةِ لِلْعُمْرَةِ فَجَمِيْعُ السَّنَةِ وَقْتٌ لِإِحْرَامِهَا

Adapun miqat zaman bagi umrah adalah sepanjang tahun adalah waktu yang bisa untuk melaksanakan ihram umrah.

وَالْمِيْقَاتُ الْمَكَانِيُّ لِلْحَجِّ فِيْ حَقِّ الْمُقِيْمِ بِمَكَّةَ نَفْسُ مَكَّةَ مَكِيًّا كَانَ أَوْ آفَاقِيًا

Miqat makan di dalam haji bagi orang yang bermukim di Makkah adalah daerah Makkah itu sendiri, baik ia penduduk asli Makkah atau pendatang.

وَأَمَّا غَيْرُ الْمُقِيْمِ فِيْ مَكَّةَ فَمِيْقَاتُ الْمُتَوَجِّهِ مِنَ الْمَدِيْنَةِ الشَّرِيْفَةِ ذُوْ الْحُلَيْفَةِ

Adapun selain orang yang bermukim di Makkah, maka miqat bagi orang yang datang dari Madinah Musyarrafah adalah Dzul Hulaifah.

وَالْمُتَوَجِّهِ مِنَ الشَّامِ وَمِصْرَ وَالْمَغْرِبِ الْجُحْفَةُ

Bagi orang yang datang dari Iram, Mesir dan Maroko adalah Juhfah.

وَالْمُتَوَجِّهِ مِنْ تِهَامَةِ الْيَمَنِ يُلَمْلَمَ

Bagi orang yang datang dari dataran rendah Yaman adalah Yulamlam.

وَالْمُتَوَجِّهِ مِنْ نَجْدِ الْحِجَازِ وَنَجْدِ الْيَمَنِ قَرْنٌ

Bagi orang yang datang dari dataran tinggi Hijaz dan Yaman adalah Qarn.

واَلْمُتَوَجِّهِ مِنَ الْمَشْرِقِ ذَاتُ عِرْقٍ.

Dan yang datang dari daerah timur adalah Dzatu ‘Irq.


Lempar Jumrah

(وَ) الثَّانِيْ مِنْ وَاجِبَاتِ الْحَجِّ (رَمْيُ الْجِمَارِ الثَّلَاثِ)

Yang ke dua dari kewajiban-kewajiban haji adalah melempar tiga jumrah.

يَبْدَأُ بِالْكُبْرَى ثُمَّ الْوُسْطَى ثُمَّ جُمْرَةِ الْعَقَبَةِ

Di mulai dari jumrah Kubra, kemudian jumrah Wustha, lalu Jumrah Aqabah.

وَيَرْمِيْ كُلَّ جُمْرَةٍ بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ وَاحِدَةً بَعْدَ وَاحِدَةٍ

Masing-masing jumrah di lempar dengan tujuh kerikil satu persatu.

فَلَوْ رَمَى حَصَاتَيْنِ دَفْعَةً وَاحِدَةً حُسِبَتْ وَاحِدَةً

Seandainya ia melempar dua kerikil sekaligus, maka dihitung satu.

وَلَوْ رَمَى حَصَاةً وَاحِدَةً سَبْعَ مَرَّاتٍ كَفَى.

Jika melempar menggunakan satu kerikil untuk melempar tujuh kali, maka dianggap mencukupi.

وَيُشْتَرَطُ كَوْنُ الْمَرْمِيِّ بِهِ حَجَرًا فَلَا يَكْفِيْ غَيْرُهُ كَلُؤْلُؤٍ وَجَصٍّ

Disyaratkan sesuatu yang digunakan untuk melempar adalah batu. Maka selain batu seperti permata dan gamping tidak mencukupi.


Mencukur Rambut

(وَ) الثَّالِثُ (الْحَلْقُ) أَوِ التَّقْصِيْرُ

Kewajiban ke tiga adalah mencukur atau memotong rambut.

وَالْأَفْضَلُ لِلرَّجُلِ الْحَلْقُ وَلِلْمَرْأَةِ التَّقْصِيْرُ

Yang afdlol bagi laki-laki adalah mencukur. Dan bagi perempuan adalah memotong.

وَأَقَلُّ الْحَلْقِ إِزَالَةُ ثَلَاثِ شَعَرَاتٍ مِنَ الرَّأْسِ حَلْقًا أَوْ تَقْصِيْرًا أَوْ نَتْفًا أَوْ إِحْرَاقًا أَوْ قَصًّا

Minimal mencukur adalah menghilangkan tiga helai rambut kepala dengan cara dicukur, potong, cabut, bakar atau digunting.

وَمَنْ لَا شَعْرَ بِرَأْسِهِ يُسَنُّ لَهُ إِمْرَارُ الْمُوْسَى عَلَيْهِ

Orang yang tidak memiliki rambut kepala, maka bagi dia disunnahkan untuk menjalankan pisau cukur di kepalanya.

وَلَايَقُوْمُ شَعْرُ غَيْرِ الرَّأْسِ مِنَ اللِّحْيَةِ وَغَيْرِهَا مَقَامَ شَعْرِ الرَّأْسِ.

Rambut selain kepala baik jenggot dan selainnya, tidak bisa menggantikan rambut kepala.


Posting Komentar untuk "Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Kewajiban-Kewajiban Haji"